Seperti yang kamu tahu, China adalah salah satu negara berkembangan, namun siapa sangka jika perekonomian China sangat baik. Ya, hal ini mungkin bisa kamu ketahui dari banyaknya produk buatan China yang beredar di Indonesia. Dimana produk-produk tersebut menandakan majunya perekonomian China khususnya di bidang pemasaran produk.
Perkembangan ini sebenarnya tak lepas dari perkembangan infrastruktur China dan infrastruktur Indonesia. Ya, karena ketika China memiliki infrastruktur yang baik, maka segala akses untuk memasarkan produk pun akan lebih mudah.
Lain halnya dengan infrastruktur Indonesia yang saat ini belum mencapai level maksimal, dimana akibatnya tak hanya pada kelancaran aktifitas saja namun juga mempengaruhi kelancaran perekonomian pula.
Perbedaan infrastruktur Indonesia dan China ini bisa kamu lihat dari salah satu kasus pada rencana pembangunan sarana umum di Mandalika. Dimana pada kasus ini CTRP terpaksa harus menunda rencana pembangunan terbesar tersebut dengan alasan infrastruktur yag menyokong pertumbuhan KEK Mandalika belum juga terbangun.
Padahal, rencana pembangunan atau keinginan untuk adanya pembangunan di Mandalika ini ada sejak tahun 1990-an. Indonesia memang masih sangat membutuhkan pihak swasta sebagai investor, agar proses pembangunan yang direncanakan dapat terealisasikan dengan baik dan cepat.
Bahkan, pihak swasta tak cukup menjadi investror dalam pembangunan infrastruktur Indonesia, namun pihak swasta juga harus turun tangan langsung untuk mengatasi pembangunan infrastruktur ini.
Sebenarnya bukan masalah yang besar jika Indonesia masih membutuhkan pihak swasta sebagai investor mengingat Indonesia sendiri belum memiliki dana yang cukup untuk merealisasikan semua target pembangunan infrastruktur yang ingin dicapai.
Namun jika hal ini dibiarkan dalam jangka waktu yang panjang, tak menutup kemungkinan jika negara Indonesia hanya akan dikuasai oleh bangsa asing yang memiliki dana besar. Ya, karena bagi mereka Indonesia hanyalah negara yang membutuhkan dana sebagai wujud memakmurkan rakyat, dan mereka memiliki dana tersebut.
Lain halnya dengan pembangunan infrastruktur di China, dimana di negara China pihak swasta hanya akan turun tangan ketika pembangunan infrastruktur sudah berlangsung. Jadi dengan kata lain pembangunan infrastruktur tetap dijalankan oleh pemerintah. Kemudian pihak swasta selaku investor hanya bertugas untuk mengembangkannya.
Dengan begitu, negara dengan populasi penduduk terpadat di dunia ini tak membebankan atau mengandalkan pihak swasta sepenuhnya dalam pembangunan berbagai infrastruktur di negaranya.
Sungguh penerapan yang jauh berbeda, itulah salah satu alasan mengapa kamu bisa membedakan perkembangan China dan Indonesia meskipun keduanya adalah negara berkembang.