Saya memiliki satu kebiasaan buruk yang bisa dibilang tidak bisa dihilangkan. Bukan membuang sampah sembarangan, apalagi merebut pacar orang. Kebiasaan itu bisa jadi sangat bermanfaat untuk masa depan atau bahkan menghancurkan hidup saya. Apakah itu? Menyimpan data-data penting pada smartphone. Mengapa hal itu dianggap kebiasaan buruk? Karena saya baru saja mengalami kejadian yang sangat tidak mengenakan.
Kejadian itu bermula pada saat saya akan merevisi skripsi. Dosen pembimbing saat itu mengharuskan untuk mengubah beberapa hasil penelitian karena terlalu berbelit-belit. Saya pun mengiyakan karena 2 minggu lagi akan dilaksanakan sidang. Saya sangat bersemangat untuk melakukan revisi agar bisa lulus tahun ini. Hal itu tentu saja bukan tanpa alasan kalau bukan untuk menyusul teman-teman yang menikah di usia muda dengan foto prewedding yang menunjuk awan.
Seperti biasa, saya membuka folder file pada smartphone untuk membuka data bab hasil penelitian. Tahukah kamu? File yang akan direvisi tiba-tiba rusak alias tidak bisa dibuka. Saya sempat panik dan ingin teriak. Namun hal tersebut saya urungkan karena bisa-bisa saya dianggap gila.
Setelah dipikir-pikir, saya akhirnya menyalahkan Si Bambang yang kemarin-kemarin meminjam smartphone saya untuk mengunduh aplikasi tertentu. Saya pikir, ponsel pintar saya terkena virus sehingga mengakibatkan file skripsi menjadi corrupt. Namun, yang terjadi adalah Bambang menyalahkan saya. Dia berkata bahwa salah saya sendiri kenapa tidak memback-up data tersebut ke perangkat lain.
Apa yang dikatakan Bambang ada benarnya. Saya memang terlalu malas untuk memindahkan file-file penting pada smartphone ke perangkat lain. Hingga akhirnya saya dimarahi oleh dosen pembimbing dan diancam untuk sidang tahun depan. Akhirnya mau tidak mau saya menyalin ulang semua bab hasil penelitian yang berjumlah kurang lebih 25 halaman.
Awalnya, saya selalu menganggap bahwa menyimpan file-file penting pada smartphone cukup efektif dan aman. Pasalnya, saya bisa membuka file tersebut kapanpun tanpa harus menghubungkannya ke laptop. Lagipula, memory internal smartphone saya juga cukup besar ditambah dengan kartu memori #SanDiskAPAC yang mampu untuk menyimpan file-file penting dalam jumlah banyak, serta menambah performa smartphone menjadi lebih cepat.
Salahnya, saya tidak pernah berpikir resiko yang akan dihadapi. Selama ini, tidak pernah terpikirkan bahwa sewaktu-waktu file bisa mengalami kerusakan atau bahkan menghilang begitu saja dikarenakan hal-hal tertentu. Mengetahui hal ini, akhirnya Si Bambang menyarankan saya untuk menggunakan USB OTG SanDisk.
USB OTG SanDisk adalah salah satu perangkat yang dirancang khusus penyimpanan dan back up data dengan mudah. Alat ini diciptakan tentu saja didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan masyarakat Indonesia seperti saya. Kita cenderung mengabaikan beberapa file yang disimpan pada smartphone yang tanpa disadari file-file tersebut bisa saja menghilang bahkan rusak. Hal tersebut sudah tentu menjadi bencana.
Selain itu, masyarakat kita juga sering menghapus file secara sembarang dikarenakan memori internal yang terlalu penuh oleh foto, video, aplikasi, dan lain sebagainya. Dengan menghapus beberapa file, bisa saja secara tidak sadar kita menghapus data-data yang amat penting.
Kerusakan atau kehilangan file tentu saja tidak bisa kita hindari. Untuk itu, solusinya yaitu kita harus selalu melakukan back up data secara rutin. Dengan melakukan pemindahan tersebut, maka kita tidak perlu khawatir lagi file akan rusak atau hilang. So, daripada #DibuangSayang, mending langsung pake USB OTG SanDisk aja biar kamu gak perlu ngulang sidang tahun depan!